Analisis Nilai Tambah Produk Olahan Kopi Robusta

(Studi Kasus: Agroindustri Kopi Wijaya, Jember)

Authors

DOI:

https://doi.org/10.55826/73sb2s66

Keywords:

Nilai Tambah, Kopi Robusta, Agroindustri, Metode Hayami

Abstract

Agroindustri kopi Wijaya yang berlokasi di Kabupaten Jember merupakan salah satu unit usaha pengolahan kopi robusta skala UMKM, dimana menghasilkan tiga jenis produk olahan yaitu green bean, roasted bean, dan ground coffee. Ketiga produk memiliki karakteristik pasar dan biaya produksi yang berbeda, sehingga balas jasa yang diterima tenaga kerja maupun pemilik usaha pada tiap jenis produk olahan kopi juga tidak sama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya nilai tambah pada produk olahan kopi robusta di agroindustri kopi Wijaya sebagai dasar evaluasi dan pengambilan keputusan strategis bagi keberlanjutan usaha. Penelitian ini memberikan gambaran strategis bagi UMKM kopi dalam menentukan prioritas produk olahan untuk meningkatkan profitabilitas. Metode penelitian ini menggunakan analisis Hayami yaitu pendekatan kuantitatif untuk menghitung nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengolahan dan pemasaran suatu produk, sekaligus menganalisis kontribusi faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, biaya antara, serta besaran keuntungan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk green bean memiliki nilai tambah sebesar Rp 876/kg dengan rasio 8% yang tergolong rendah, sedangkan roast bean dan ground coffee masing-masing mencapai Rp 65,465/kg dan Rp 62,913/kg dengan rasio sekitar 50% (high value-added). Berdasarkan temuan penelitian, agroindustri kopi Wijaya masih memiliki potensi peningkatan profit salah satunya melalui peningkatan rendemen kopi seperti penerapan pemupukan yang tepat, panen selektif petik merah, dan melalui inovasi pengolahan seperti metode full washed. Dari sisi hilir, pemilik usaha dapat memperbanyak penjualan produk ground coffee dengan melakukan perbaikan branding produk untuk memperkuat posisi di pasar dan menarik konsumen.

References

[1] R. Utrilla-Catalan, R. Rodríguez-Rivero, V. Narvaez, V. Díaz-Barcos, M. Blanco, and J. Galeano, “Growing Inequality in the Coffee Global Value Chain: A Complex Network Assessment,” Sustain., vol. 14, no. 2, pp. 1–27, 2022, doi: 10.3390/su14020672.

[2] International Coffee Organization, “Coffee report and outlook,” 2023. Available: https://icocoffee.org/documents/cy2023-24/Coffee%5C_Report%5C_and%5C_Outlook%5C_December%5C_2023%5C_ICO.pdf [diakses 8 Juli 2025]

[3] Badan Pusat Statistik, Statistik kopi Indonesia, 8th ed. Jakarta: BPS Indonesia, 2023.

[4] G. Afriyanti, A. Mariya, C. Natalia, S. Nispuan, M. F. Wijaya, and M. Y. Phalepi, “The Role Of The Agricultural Sector On Economic Growth In Indonesia,” Indones. J. Multidiscip. Sci., vol. 2, no. 1, pp. 167–179, 2023, doi: https://doi.org/10.59066/ijoms.v2i1.325.

[5] J. Tampubolon, A. Ginting, H. L. Nainggolan, and J. R. Tarigan, “Indonesian Coffee Development Path: Production and International Trade,” Asian J. Agric. Extension, Econ. Sociol., vol. 41, no. 12, pp. 316–328, 2023, doi: 10.9734/ajaees/2023/v41i122335.

[6] B. H. Purnomo, V. N. Ni’maturrakhmat, and Y. Wibowo, “System dynamic model of green supply chain management robusta coffee Argopuro in Indonesia: A case study,” Coffee Sci., vol. 19, 2024, doi: 10.25186/.v19i.2211.

[7] Direktorat Jenderal Perkebunan, Statistik perkebunan unggulan nasional 2019–2021. Jakarta: Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2022.

[8] N. A. Lianto, S. Sulaeman, and A. Alamsyar, “Analisis nilai tambah olahan biji kopi menjadi kopi bubuk di Industri Kopi Bintang Surayyah Kelurahan Baru Kota Palu,” Agrotekbis J. Ilmu Pertan., vol. 12, no. 5, pp. 1276–1283, 2024, doi: https://doi.org/10.22487/agrotekbis.v12i5.2333.

[9] A. N. Praptiwi, E. Tety, and J. Yusri, “Analisis Pendapatan Dan Nilai Tambah Agroindustri Tape Singkong Di Kota Pekanbaru,” J. Online Mhs. Fak. Pertan., vol. 2, no. 1, pp. 1–11, 2015.

[10] O. Andanu, F. Udin, and T. C. Sunarti, “Strategi Peningkatan Kualitas Produk Dalam Rantai Pasok Komoditi Pisang Di Provinsi Bengkulu,” J. Teknol. Ind. Pertan., vol. 31, no. 2, pp. 220–231, 2021, doi: https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2021.31.2.220.

[11] Y. S. Arianti and L. R. Waluyati, “Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Merah di Kabupaten Madiun,” J. Ekon. Pertan. dan Agribisnis, vol. 3, no. 2, pp. 256–266, 2019, doi: 10.21776/ub.jepa.2019.003.02.4.

[12] P. Epaga, A. Baihaqi, and E. Susanti, “Analisis Nilai Tambah Agroindustri Pengolahan Kopi Arabika Ekspor Di Kabupaten Aceh Tengah (Studi Kasus Pada Ksu Sara Ate),” J. Agribisnis dan Sos. Ekon. Pertan. UNPAD, vol. 4, no. 1, pp. 602–611, 2021.

[13] J. E. Austin, Agroindustrial project analysis. Baltimore: The Johns Hopkins University Press, 1981.

[14] R. S. Idsan and O. Andanu, “Analisis Nilai Tambah Agroindustri Pengolahan Kopi Robusta (Studi Kasus: Kelio Coffee Di Desa Bandung Batu Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang),” J. Rekayasa dan Manaj. Agroindustri, vol. 13, no. 2, pp. 281–292, 2025, doi: : https://doi.org/10.24843/JRMA.2025.v13.i02.p12.

[15] Y. Wibowo and C. B. Palupi, “Analisis Nilai Tambah Pengolahan Biji Kopi Arabika (Studi Kasus: Rumah Kopi Banjarsengon, Jember),” J. Agroteknologi, vol. 16, no. 01, p. 37, 2022, doi: 10.19184/j-agt.v16i01.28209.

[16] Y. Hayami, T. Kawagoe, Y. Morooka, and M. Siregar, Agricultural marketing and processing in upland Java: A perspective from a Sunda village. Bogor: The CPGRT Centre, 1987.

[17] Y. I. Nurhakim and S. Rahayu, Perkebunan kopi skala kecil cepat panen. Jakarta: Infra Pustaka, 2014.

[18] S. E. Rulinawaty; Andriyansah; Adamy, Zulham; Yunitasari and A. S. N. G. Djajasasmita, “Proses Pengolahan Kopi Robusta Porot Temanggung Untuk Mengatasi Kendala Cuaca,” J-Abdi J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 2, no. 8, pp. 5957–5968, 2023, doi: https://doi.org/10.53625/jabdi.v2i8.4547.

[19] Y. G. Sitepu and E. Adisetya, “Analisis Mutu Kopi Arabika ( Coffea arabika L .) dengan Metode Honey Process,” Agroforetech, vol. 2, pp. 830–836, 2024.

[20] Sualeh and J. Dawid, “Relationship of fruit and bean sizes and processing methods on the conversion ratios of Arabica coffee (Coffea arabica) cultivars,” Time Journals Agric. Vet. Sci., vol. 2, no. 2, pp. 70–74, 2014.

[21] R. A. Winarno and M. I. Perangin-Angin, “Karakteristik mutu dan fisik biji kopi arabika dengan beberapa metode pengolahan di Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara,” J. Agrica Ekstensia, vol. 14, no. 1, pp. 86–93, 2020.

[22] D. Wiraputra, “Review : Teknologi Pengolahan Biji Kopi Hijau dan Peranannya dalam Pembentukan Komponen Rasa Biji Kopi,” J. Sci. Food Agric., vol. 1, no. 1, pp. 56–68, 2024.

[23] S. N. Lubis, T. Sebayang, S. Siburian, and A. Lubis, “Analysis of income and value addition from coffee beans to coffee powder in Lintong Nihuta sub-district, Humbang Hasundutan regency,” IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci., vol. 1356, 2024, doi: : https://doi.org/10.1088/1755-1315/1356/1/012033.

[24] P. S. Murthy and M. M. Naidu, “Sustainable management of coffee industry by-products and value addition: A review,” Resour. Conserv. Recycl., vol. 66, pp. 45–58, 2012.

[25] M. F. Rizkiawan, I. Tjahaja, and D. W. Laily, “Analisis Nilai Tambah Usaha Pengolahan Kopi Green Beans dan Kopi Bubuk di Begawan Ringgit,” J. MeA (Media Agribisnis), vol. 8, no. 1, p. 1, 2023, doi: 10.33087/mea.v8i1.144.

[26] Reswita, “Pendapatan Dan Nilai Tambah Usaha Kopi Bubuk Robusta Di Kabupaten Lebong,” J. AGRISEP, vol. 15, no. 2, pp. 255–262, 2016, doi: 10.31186/jagrisep.15.2.255-262.

[27] H. Irianto, R. K. Adi, B. Sulistyono, N. Widyamurti, and E. W. Riptanti, “Pemberdayaan Peningkatan Kualitas Produk dan Pemasaran UMKM Kopi Sendang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar,” Semar J. Ilmu Pengetahuan, Teknol. dan Seni bagi Masy., vol. 13, no. 1, 2024, doi: https://doi.org/10.20961/semar.v13i1.79940.

Downloads

Published

04-10-2025

How to Cite

[1]
“Analisis Nilai Tambah Produk Olahan Kopi Robusta: (Studi Kasus: Agroindustri Kopi Wijaya, Jember)”, JTMIT, vol. 4, no. 4, pp. 1440–1447, Oct. 2025, doi: 10.55826/73sb2s66.